Saatnya Meraih Ampunan


Blogger Templates Gallery
















السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Pembaca yang budiman tak terasa ramadahan akan segera selesai. Musim bercocok tanam amalan yang digambarkan oleh para ahli lmu sebagai musim yang amat baik, akan segera meninggalkan kita. Sungguh pada kesempatan ini marilah kita gunakan untuk bermuhasabah dan menghitung-hitung amalan serta dosa yang telah kita perbuat dimasa lalu, karena bisa jadi ramadhan tahun depan hanyalah mimpi belaka. Pembaca yang budiman, para ahli ilmu mengatakan bahwa menyia-nyiakan waktu pada hari-hari biasa hanyalah tindakan bodoh, dan menyia-nyiakan kesempatan pada saat Ramadhan ini adalah tindakan dungu. Pembaca yang dirahmati Allah sungguh segala sesuatu yang kita lakukan tidaklah aman dari pengawasan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik perbuatan yang kita lakukan terang-terangan maupun yang kita lakukan sembunyi-sembunyi. Taubah Bin Shumah –rahimahullahu ta’ala- selalu memuhasabah dirinya, dan suatu hari ia mencoba menghitung-hitung umurnya yang kiranya ia telah berumur 60 tahun, lalu ia menghitung jumlah harinya, kiranya berjumlah 21.500 hari. Tiba-tiba dia berteriak “Celaka diriku, aku bertemu dengan Maha Raja (yaitu Allah) dengan 21.500 dosa, bagaimana jika sekiranya dalam satu hari sepuluh ribu dosa.” Lalu ia pingsan dan tidak pernah siuman lagi [1]. Subhanallah, para salaf begitu ikhlash mengakui bahwa ia sedang melakukan dosa setiap harinya, dan tidak lain mereka lakukan karena hanya dengan ketundukan, sedangkan kita??.


Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan mempergunakan kesempatan yang hanya tinggal beberapa hari ini marilah kita gunakan untuk bermuhasabah dan mempergunakannya untuk bertobat, beriktikaf, mengingat-ingat dosa yang telah kita perbuat dan derasnya ancaman Allah terhadap pelaku maksiat yang tidak bertobat. Karena meremehkan dosa yang telah kita perbuat berarti telah meremehkan Allah dan Yaumul Hisab-Nya, dan meremehkan perbuatan shalih yang seharusnya kita kerjakan berarti telah meremehkan surga yang dijanjikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena tiada hari setelah beramal melainkan datang hari penghitungan, sekarang kita bisa bertele-tele, lenggak-lenggok dengan kemaksiatan, akan tetapi ingatlah apa yang telah dipesankan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib – radhiyallahu ‘anhu- bahwa sekaranglah saatnya beramal sebanyak banyaknya, karena akan datang suatu masa yang hanya ada hisab sebanyak banyaknya tanpa adanya kesempatan untuk beramal sedikitpun.
Meraih ampunan tidaklah mudah, akan tetapi menuju ampunan yang Allah janjikan bisa dilakukan dengan satu syarat yaitu berlepas dari semua tindakan dosa yang pernah kita perbuat. Karena dengan menganggap dosa kecil yang kita lakukan sebagai dosa besar akan membuat kita lebih cenderung kepada ketaatan, dan melakukan amal shalih serta membenci perbuatan maksiat. Pembaca yang budiman, para Ulama berpesan “tidaklah ada dosa kecil yang dilakukan terus menerus, dan tidak ada dosa besar karena beristighfar”. Maksudnya Allah tidak menganggap sebuah dosa itu kecil jika kita melakukannya secara terus menerus, dan tidaklah Allah menganggap dosa besar jika kita langsung bertobat dan memohon ampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena Allah Telah berfirman :
وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS : Al Furqan [25]: 68-70)

Ketahuilah bahwasannya dosa besar akan selalu mengawasi dan mengancam setiap pelakuknya dan siap menyeret kepada keadaan su’ul khatimah. Dan ada beberapa dosa yang dapat mengakhiri pelakunya dengan mati diatas su’ul khatimah, sebagaimana ditegaskan dalam perkatan Imam As-Suyuthi, “Sebagian Ulama menegaskan bahwa sebab-sebab su’ul khatimah, semoga kita terlindung darinya, didominasi oleh empat kebiasaan, pertama teledor dalam mengerjakan shalat, meminum khamer, durhaka kepada orang tua, dan menodai kehormatan kaum muslimin.”[2], betapa banyak kita melihat orang yang meninggal setelah melakukan maksiat, yang disebutkan diatas, dari cerita nyata sampai cerita khayal, semuanya menyimpulkan banyak yang melakukan dosa yang pada akhirnya berujung pada kematian, yang su’ul khatimah.
Maka marilah kita senantiasa, memanfaatkan kesempatan yang baik di bulan Ramadhan ini untuk melakukan ketaatan karena dengan melakukan ketaatan kepada Allah maka hanya balasan Surga yang Allah janjikan, sebagimana firman Allah
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (QS: Ali Imran [3]:33)
Maksud dari ayat diatas adalah janganlah kita menunda-nunda untuk bertobat dari segala dosa yang kita perbuat, karena bersegera terhadap ampunan Allah itu akan menjadi sebab dimasukkannya kita kedalam surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan hanya disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
Pembaca yang budiman, demikianlah kiranya yang dapat kami sampaikan dalam secarik tulisan ini dan semoga tulisan yang ringan ini dapat menjadi cambuk bagi diri kita untuk senantiasa melakukan ketaatan dan segera meninggalkan maksiat dan dosa yang banyak kita perbuat. Dan semoga Allah mengangkat tabir penghalang tobat yang mungkin ada pada diri kita. Wallahul musta’an
وصلى الله على نبينا محمد وعلى الـه وصهبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ditulis oleh : Admin
Khadimu Masjid Al IKhlash
__________
[1]Dikutip dari Buku Bersemilah Ramadhan karya Ust. Armen Halim Naro –rahimahullahu ta’ala- terbitan Pustaka Daarul Ilmi.
[2]Syarhus Shudur, Imam As-Suyuthi, hal 27 seperti dikutip dalam buku “Ya Allah Ampuni Aku” Karya Ust. Zenal Abidin Bin Syamsudin, Lc –hafidzahullahu ta’ala- terbitan Pustaka Al Imam Abu Hanifah.

dengarkan kajian ustadz armen

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2008 - Web Al Ikhlash - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Adiestudio - Dilectio Blogger Template | Gallery