Beginilah Keluarga Sakinah


Blogger Templates Gallery

Abu Abdillah Istiqomah Al Ikhlash.
“Rabi’atu Ar Ra’yi “
Rabi’tu Ar Ra’yi adalah seorang ulama ahli sunnah yang pernah dimiliki umat Islam sepeninggal Rasulillah dan para Shahabat . Hidup pada masa Bani Umayyah, yang bernama lengkap Rabi’ah bin Abi Abdirrahman Farrukh Ar Ra’yi, Gelar Ar Ra’yi merupakan gelar yang diberikan karena luasnya cakupan ilmu yang dimilikinya dan kuatnya pemahaman terhadap Sunnah. Rabiatu Ar Ra’yi merupakan seorang yang masa kecilnya belum pernah menyaksikan ayahnya selama kurang lebih 27 atau 30 tahun, karena sejak menjadi Janin dalam kandungan ibunya beliau sudah ditinggal oleh Ayahnya pergi berjihad Fii Sabilillah.
Sang Ibu lah yang memiliki jasa besar membesarkan dan mendidik nya hingga menjadi ulama besar dan disegani di kota Nabi . Pada saat ditinggal berjihad suaminya maka sang suami meninggalkan 30 ribu dinar yang jika kita uangkan di zaman ini mungkin lebih dari 7,5 milyar. Subhanallah, ibu-ibu yang mungkin jika di zaman ini ditinggali suaminya uang sebanyak itu mungkin sudah digunakan untuk belanja, beli mobil, atau bahakan keliling dunia naik pesawat bersama suami baru. Akan tetapi bagaimana akhlaq Ummu Rabi’ah sang Ibu yang ditinggal suaminya Farrukh?
Ibu-Ibu dan Saudara-saudara yang budiman Biarkanlah para Masyaikh Madinah yang menceritakannya.
Bismillah. Abdul Wahhab bin Atha’ Al Khaffaf berkata: “Para Masyaikh di Madinah bercerita bahwa Farrukh Abu Abdirrahman ayahanda dari Rabi’ah keluar untuk berperang ke Khurasan dimasa pemerintahan Bani Umayyah. Ketika itu Rabi’ah puteranya masih menjadi janin dalam kandungan Ummu Rabi’ah. Dan Farrukh meninggalkan kepada isterinya 30 ribu dinar. Selanjutnya berangkatlah sang suami meninggalkan kota Nabi, menghilang lama hingga diceritakan hampir selama 30 tahun, barulah sang suami ini kembali menemui Ummu Rabi’ah. Suatu ketika sepulang dari perjalanan Jihad, dengan naik kudanya dan membawa tombak di tangannya, Farrukh bergegas menuju rumahnya dan membuka pintu dengan tombak yang ia bawa. Seketika Rabi’ah keluar menemuinya sedangkan Rabi’ah tidak mengetahui bahwa ia adalah sang ayah yang meninggalkannya pergi selama 30 tahun.
Seketika Rabi’ah berkata; “ Wahai Musuh Allah, apakah engkau hendak menyerang rumahku?” Farrukh menyahut;” Wahai musuh Allah, engkau yang hendak mengganggu istriku di rumahku.” Lalu keduanya saling terkam, masing-masing mencekam leher yang lain, dan bermaksud untuk memukulnya. Suara keduanya kemudian terdengar semakin keras hingga para tetangga berkumpul. Lalu sampailah kabar itu kepada Malik bin Anas beserta para Syaikh yang lainnya. Mereka segera ingin membantu gurunya yaitu Rabi’ah, untuk mengalahkan musuh yang ia maksud tadi yang hendak memasuki rumahnya. Rabi’ah sampai berkata “ Demi Allah aku tidak akan melepaskanmu hingga melaporkannya kepada Sulthan” begitu pula Farrukh.” Demi Allah aku tidak akan melepaskanmu kecuali dihadapan Sulthan, karena engkau mengganggu istriku!” Perdebatan semakin ramai. Ketika mereka melihat Imam Malik, merekapun diam. Lalu Malik berkata pada Farrukh, wahai Syaikh, anda memiliki bukti apa selain rumah ini?” Farrukh berkata.” Ini adalah Rumahku dan aku adalah Farrukh” ketika itu Istrinya mendengar suaranya lalu dia bergegas keluar dan berkata: “Ini adalah suamiku, dan ini adalah anakku yang ia tinggalkan berjihad ketika saya masih mengandungnya. “ lalu keduanya saling berpelukan, yakni Farrukh dan puteranya Rabi’ah dan keduanya menangis haru.
Setelah itu Farrukh masuk rumah dan berkata kepada Istrinya” Inikah anakku yang aku tinggalkan ketika ia masih menjadi Janin?” Istrinya menjawab:” Benar”. Farrukh berkata “ Keluarkanlah harta yang dulu pernah aku tinggalakan kepadamu. Saya juga masih membawa sebanyak 4 ribu dinar”. Istrinya berkata: “ Aku telah menabungnya dan akan aku keluarkan untukmu beberapa hari lagi”. Kemudian Rabi’ah keluar dan menuju masjid serta duduk di halaqahnya. Lalu Imam Malik mendatanginya, begitupun Al Hasan bin Yazid dan Ibnu Abi Ali yang terkenal sebagai tokok-tokoh penduduk Madinah. Mereka hendak menuntut Ilmu kepada Rabi’ah, orang yang paling menguasai ilmu.
Sementara itu, Ummu Rabi’ah berkata kepada Farrukh suaminya: “ Keluarlah dan Shalatlah di Masjid Rasulullah . Farrukh keluar menuju Masjid dan melihat suatu majlis yang dipenuhi oleh para penuntut ilmu. Dia mendatanginya dan ikut didalamnya. Mereka menyisihkan sedikit tempat untuknya, lalu mendengarkan kajian. Ketika itu Rabi’ah menundukkan kepalanya sehingga tidak terlihat oleh Farrukh sang ayah. Akan tetapi ketika sang ayah mendengar suara Syaikh yang berbicara dan orang orang yang berkomentar. “Dia adalah Rabi’ah Ar Ra’yi bin Abi Abdirrahman Putera Farrukh” Maka seketika itu sang Ayah yakni Farrukh berkata: “Sungguh Allah telah mengangkat derajat puteraku!” seusainya dari masjid maka Farrukh segera bergegas pulang menemui istrinya dan berkata:” Demi Allah, aku melihat anakmu berada dalam kedudukan yang belum pernah aku melihatnya, yakni para ahli ilmu dan ahli fikih yang seperti itu!” Istrinya dengan lemah lembut menjawab:”Manakah yang engkau sukai, antara 30 ribu dinar ataukah kemuliaan yang diraih oleh anakmu?”. Farrukh menjawab: “ Demi Allah kemuliaan anakku lah yang lebih aku cintai daripada uang 30 ribu dinar”. Lalu istrinya mengatakan:” Sesungguhnya aku telah membelanjakan seluruh harta yang engkau tinggalkan untuk pendidikan anakmu”. Farrukh Berkata:” Sungguh Engkau tidak menyia-nyiakan harta yang telah aku tinggalkan itu”.

Dari kisah ini dapat kita petik 4 poin yang insya Allah dapat menjadi cambuk bagi kita semuanya untuk bisa meneladani keluarga yang baik ini.
1. Akhlaq Seorang Istri yang ditinggal suaminya pergi.
Rasulullah bersabda: “Tiada faedah yang dapat diambil oleh seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari Istri shalihah, jika ia menyuruhnya maka ia pun taat, jika dilihat menyenangkan dan jika diberi mau berterimakasih, dan jika suami pergi maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya. “ (HR: Ibnu Majah).
Begitulah akhlaq yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan dipraktekkan oleh Ummu Rabi’ah. Sungguh kemulian ini sudah sangat langka dimasa yang fitnah sudah semakin menyebar ini. Para istri yang hanya ditinggal suaminya pergi sebentar kerja misalnya, sudah sibuk ngrumpi sana-sini, bahkan kisah Ummu Rabi’ah yang ditinggali uang yang tidak sedikit 7,5 Milyar ia jaga dengan baik meski ditinggal suaminya lama hampir 30 tahun. Dan kejadian ini lagi-lagi hanya cerita langka yang tidak bisa kita temui dimasa ini. Mungkin dimasa ini jika ada istri yang dipamiti pergi 30 tahun, ditinggali uang 7,5 Milyar mungkin sudah digunakan untuk cari suami yang lain dan pergi belanja keliling dunia. Atau para calon ibu yang pada masa ini sudah sibuk dengan akun fisbuqnya, umbar foto sana sini, akankah generasi2 seperti Rabi’ah Ar Ra’yi bisa terlahir dari ibu-ibu seperti mereka? Bahkan menjaga dirinya dari yang haram saja ia tidak bisa. Maka Ibu-ibu dan calon ibu, perhatikanlah apa yang telah dilakukan para Istri Shalihah dimasa lampau. Barakallahu fiik.

2. Penjagaan Suami terhadap Istri
Hendaknya suami merasa cemburu, dan mimiliki penjagaan yang besar terhadap Istrinya, dan jangan membiarkan sang Istri duduk2 bersama lelaki yang bukan Mahram yang banyak terjadi di saat ini. Kalau bisa dikatakan, bahwa kebanyakan suami di jaman ini dikiaskan seperti domba. Yang tidak memiliki rasa cemburu sama sekali jika pasangannya berkumpul dengan yang bukan pasangannya. Dan inilah penyakit Dayyuts yang menggerogoti laki-laki jaman ini. Kita kalah dengan burung bapak-bapak dan calon bapak, burung saja rela berjuang hingga mati hanya untuk menjaga sarangnya, anaknya, pasangannya agar tidak berkumpul dengan yang bukan selain mereka.

3. Adab dalam Menyelesaikan Masalah.
Menyelesaikan masalah hendaknya diselesaikan dengan mendatangkan bukti dan diserahkan kepada penguasa atau pemimpin, karena dengan keadilan yang mereka berikan sungguh merupakan hidayah Allah yang dapat menentramkan hati setiap kaum muslim yang memiliki permasalahan.

4. Pendidikan Anak
Dari cerita yang disinggung diatas, tentu Ummu Rabi’ah tidaklah mendidik puteranya kecuali dengan pendidikan berjalur Sunnah diatas pemahaman para Sahabat dan penjelasan Ulama’ . Akhirnya dengan goresan tinta emas yang ia sematkan di hati puteranya, akhirnya sang putera yakni Rabi’atu Ar Ra’yi menjadi Tokoh yang amat disegani di Madinah bahkan Majlisnya selalu penuh dengan penuntut Ilmu tak terkecuali Imam Malik . Dan mari kita bandingkan dengan apa yang dilakukan kebanyakan Ibu-ibu dijaman ini. Mereka mendidik puteranya secara serampangan, tidak dikenalkan mereka dengan Sunnah, agama yang haq, yang puteri tidak pernah diajarkan cara berpakaian dengan benar, yang putera tidak dididik untuk menghafal al Qur’an, dan akhirnya hasilnya pun dapat kita lihat dimasa ini, kerusakan bahkan kehancuran akhlaq. Na’udzubillah. Dan berapa yang sudah menjadi Rabi’atu Ar Ra’yi yang lain? Bahkan kita bisa menjawab hampir tidak ada. Hal ini dikarenakan salahnya metode pendidikan yang mayoritas diajarkan oleh orang tua, terutama sang Ibu. Semoga Allah , membimbing kita dan saudari-saudari kita, untuk mencontoh Ummu Rabi’ah yang dimuliakan Allah .

Cerita disadur dan diketik ulang
Dibahas dan di edit kembali pada 30 Agustus 2009
Dari Buku Kecil نكاح الصا لحا ت,ثماره وآثاره
Karya Syaikh Abdul Malik Al Qasim
Pustaka At Tibyan.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2008 - Web Al Ikhlash - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Adiestudio - Dilectio Blogger Template | Gallery